I think now i understand

Sekarang ini aku sangat menikmati ketika aku bangun pagi. Pagi sekali. Karena dengan begitu tidak banyak waktu yang terbuang. Harapannya juga tidak banyak menyisakan rasa penyesalan yang datang. Mulai dari membersihkan rumah, merawat kucing, sampai membuat kopi rutinitas pagi.

Sekarang aku juga sangat menikmati langkah jari-jari tanganku ketika membuka wajah laptop abu-abu. Sebelum booting, bahkan sudah terbayang kerja dan karya apa yang harus diselesaikan. Karena dengan begitu aku bisa melangkah lebih, menghasilkan lebih, dan memberi lebih. Harapannya juga tidak banyak rasa penyesalan yang kemudian datang. Mulai dari pekerjaan wajib, sampai untaian harapan kita.

Sekarang aku juga lebih menghargai “waktu makan” dan “waktu istirahat”. Kutunggu-tunggu bahkan. Karena dengan begitu aku tahu itu saatnya aku bertemu kamu. Jam makan siang, jam makan malam, jam pulang kantor. Konsep-konsep industrial yang sekarang aku menikmatinya. Harapannya aku bisa dengar semua ceritamu. Dan kau yang baik hati, selalu memberi ruang untuk ceritaku. Mulai dari cerita kita sampai cerita siapapun mereka yang kadang kita juga memikirkannya.

Tapi memang aku mengerti..

Aku takut kehabisan waktu. Aku tahu bahwa ketakutanku tidak akan bisa hilang hanya karena aku bangun pagi, aku berkawan dengan mesin ketik digital, dan mengenangmu. Karena aku tahu, aku bisa jadi salah satu penyesalan terbesar di hidupmu. Sesiap-siapnya aku menata hati.

Inilah aku yang kembali (sok) mengerti..

Pagiku adalah takutku (sebenarnya). Kawan mesin ketik ku mungkin pelampiasanku (setengahnya). Waktu makanku adalah lubang cacingku (khawatirnya).

“Sugeng dalu, sayangku”


Sidoarjo,
di waktu yang sebenarnya aku berharap bisa bercanda denganmu

Leave a comment